Sabtu, 03 Oktober 2015

kekuatan ukhuwah islamiyah


Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah, yaitu: Pertama : kekuatan iman dan aqidah.
Kedua : kekuatan ukhuwah dan ikatan hati.
Ketiga : kekuatan kepemimpinan dan senjata.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membangun masyarakat ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam atas muka bumi ini.
Pada abad ke-15 Hijriah ini, kita berusaha memperbaharui kekuatan ukhuwah ini, karena ukhuwah memiliki pengaruh kuat dan aktif dalam proses mengembalikan kejayaan umat Islam. Jika salah satu dari ketiga unsur kekuatan ini hilang,maka sangat sulit bagi umat Islam meraih kembali kejayaan yang pernah diraih diwaktu yang lampau.
Imam Malik rahimahullahu Ta’ala berkata
لَنْ يَصْلُحَ آخِرُ هَذِهِ الأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلُهَا .
“Sekali-kali tidak akan menjadi baik akhir kehidupan ummat ini kecuali dengan apa yang pernah menjadikan nya baik pada awalnya.” (Asy Syifa fi Huquuqil Musthafa 2/88, oleh Al-Qadhi ‘Iyadh)

Kedudukan Ukhuwah dalam Islam

1. Ukhuwah Islamiyah adalah nikmat Allah, anugerah suci, dan pancaran cahaya rabbani yang Allah persembahkan untuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan pilihan.
Allah berfirman,
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Wahai kaum mukmin, teguhkanlah diri kalian dalam melaksanakan Islam secara utuh. Janganlah kalian mengambil sebagian syari’at, tetapi mening­galkan sebagian lainnya. Ingatlah nikmat Allah kepada kalian. Ketika kalian masih kafir pada jaman jahiliyah kalian bermusuhan, kemudian Allah satukan hati kalian dengan Islam, sehingga kalian menjadi bersaudara karena Islam. Pada jaman jahiliyah kalian mengalami masa kerusakan moral, lalu Allah selamatkan kalian dari kerusakan moral itu. Demikianlah Allah menje­laskan syari’at-Nya kepada kalian supaya kalian memperoleh petunjuk untuk hidup bersaudara.” [QS Ali Imran 3: 103]
2. Ukhuwah adalah pemberian Allah.
Allah Ta’ala berfirman:
لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ
“…Wahai Muhammad, sekiranya kamu membe­lanjakan semua kekayaan yang ada di bumi ini untuk menyatukan hati kaum mukmin, niscaya kamu tidak akan dapat menyatukan hati mereka. Akan tetapi Allah lah yang menyatukan hati mereka.…” [QS. Al-Anfal, 8: 63]
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ
“…Ingatlah nikmat Allah kepada kalian. Ketika kalian masih kafir pada jaman jahiliyah kalian bermusuhan...” [QS. Ali Imran, 3: 103]
3. Ukhuwah adalah kelembutan, cinta, dan kasih sayang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ ، وَتَرَاحُمِهِمْ ، وَتَعَاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى .
“Perumpamaan seorang mukmin dengan mukmin lainnya dalam kelembutan dan kasih sayang, bagaikan satu tubuh. Jika ada bagian tubuh yang merasa sakit, maka seluruh bagian tubuh lainnya turut merasakannya.” [HR. Muslim]
4. Ukhuwah juga membangun umat yang kokoh.
Ia adalah bangunan maknawi yang mampu menyatukan masyarakat manapun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akat tetap kokoh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا .
“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian lainnya.” [HR. Bukhari]
5. Ukhuwan tak bisa dibeli dengan uang atau sekedar kata-kata. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara jiwa dan jiwa, ikatan hati dan hati.
Dan ukhuwah merupakan karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang shalih. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
الْمُؤْمِنُ آلِفٌ مَأْلُوفٌ ، وَلَا خَيْرَ فِيمَنْ لَا يَأْلَفُ وَلَا يُؤْلَفُ .
“Seorang mukmin itu hidup rukun. Tak ada kebaikan bagi yang tidak hidup rukun dan harmonis.”
6. Dan ukhuwah Islamiyah ini diikat oleh iman dan taqwa. Iman juga diikat dengan ukhuwah.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” [QS. Al-Hujurat, 49: 10]
Artinya, mukmin itu pasti bersaudara. Dan tidak ada persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika Anda melihat ada yang bersaudara bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika Anda melihat iman tanpa persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan. Allah berfirman,
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.” [QS. Al-Zukhruf, 43: 67]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar